TEMPO.CO, Jakarta - Kentut sebenarnya hal yang wajar buat manusia. Namun sebagian orang merasa risih melakukannya, terutama di muka umum, dan sering menahannya.
Bagaimana terpaksa menahan buang angin, apa akibatnya? "Meskipun berusaha menahan buang angin dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, belum jelas apakah itu akan berakibat pada penyakit kolon," kata konsultan Alex Soh dari Divisi Gastroenterologi dan Hepatologi Rumah Sakit Universitas Nasional, Singapura.
Membiarkan angin keluar secara normal adalah cara terbaik sebab akumulasi dari gas yang ditahan bisa membuat orang tak bisa mengontrolnya.
Makanan apa yang membuat kentut berbau? Pola makan sangat mempengaruhi berapa banyak angin yang keluar dari tubuh, apalagi bila menyantap makanan tinggi karbohidrat yang kurang terserap.
"Karbohidrat yang tidak tercerna ini masuk ke usus besar, tempat bakteri usus melakukan fermentasi dan menyebabkan perut kembung yang berlebihan," kata Daphne Ang dari Rumah Sakit Changi, Singapura.
Kacang dan lentil adalah sumber utama karbohidrat, sama seperti sayuran macam brokoli, kembang kol, kubis, bawang Brussel. Bukan hanya itu yang bisa dilakukan makanan ini. Selain meningkatkan jumlah gas dalam sistem pencernaan, kandungan belerang yang tinggi juga membuat kentut berbau. Anda harus memperhatikan asupan protein bila khawatir tentang bau kentut.
"Diet tinggi protein juga dapat dikaitkan dengan bau," kata Ang. “Ini karena protein dicerna pada kecepatan yang jauh lebih lambat daripada karbohidrat. Saat bakteri melakukan fermentasi protein dalam usus besar, nitrogen diproduksi dan menghasilkan bau.”
Minuman berkarbonasi seperti minuman ringan, bir, dan sampanye akan membuat perut kembung. Ini juga berlaku pada makanan dan minuman yang mengandung pemanis.